August 23, 2010

Pelatihan Shalat Khusyu Part I

Posted in Uncategorized at 10:27 pm by Mrs. Ghifary

Bukan kajian dzhuhur, hari ke-7 Ramadhan 1431 H

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Ada yang bingung kok ada kata2 `bukan kajian dzhuhur`? 😀 hehe, karena memang bahasan kali ini bukan berasal dari kajian dzhuhur. Hari ke-7 Ramadhan kali ini kebetulan bertepatan dengan dirgahayu RI, yang merupakan hari libur. Jadi tidak ada kajian dzhuhur di hari itu, namun alhamdulillaah kantor saya tetap mengadakan acara keIslaman, yaitu pelatihan sehari shalat khusyu. Subhanallaah.

Tepatnya tiga tahun yang lalu, saya mengenal Abu Sangkan dan acara Ramadhan beliau di salah satu tv swasta yang mengangkat tema shalat khusyu. Sejak itu sudah dua kali Ramadhan saya melewati salah satu masjid di Bandung dengan kecewa. Mengapa? Karena dua kali lewat, selalu melihat spanduk “Pelatihan Shalat Khusyu Abu Sangkan” di masjid tersebut, tapi sudah lewat tanggalnya. Ketinggalan. Dua kali Ramadhan dan dua kali pelatihan terlewatkan. Huks. Tapi ternyata Ramadhan kali ini Allah mengijinkan saya ikut pelatihan shalat khusyu tersebut, walau ga di Bandung, dan dengan pengajar yang berbeda, yakni Ustadz Sambo. Insya Allah tujuannya sama. J

Sebelumnya, saya hanya ingin member itahu dua hal. Pertama, walaupun saya udah ikut pelatihan dan menulis ini semua, catatan yang saya bawa dari pelatihan, bukan berarti shalat saya sudah khusyu, kawan. Tidak, Masih jauh dari sempurna. L Alhamdulillaah ada sedikiiiiit perbaikan memang, insya Allah akan terus dikembangkan, tapi tetaplah masih jauh dari kata sempurna. Doakan saja semoga kualitasnya terus membaik dan konsisten tentunya. Mari kita sama2 belajar. J Kedua, mungkin agak sulit jika hanya membaca tulisan ini, karena memang hanya ringkasan dari pelatihan sehari. Jauh lebih baik jika Anda mengikuti  pelatihannya. Ikut pelatihannya pun ga jamin langsung khusyu dan konsisten, apalagi cuma baca post ini saja. Namun insya Allah tidak ada salahnya sebagai prolog lah, hehe. Semoga Anda diberi kesempatan untuk dapat mengikuti pelatihan juga suatu hari nanti. J

Oke kita mulai. Pelatihan diawali dengan pertanyaan simple, “Kenapa sih kita susah shalat khusyu?” Jawaban beragam pun muncul. Karena kurang konsentrasi, karena kelamaan/kecepetan, karena ga tau arti bacaan, dan lain lain. Menurut ustadz, bukan karena itu semua kita susah shalat khusyu. Alasan utamanya akan terungkap kemudian, tunggu saja. 😉

Menurut beliau, untuk dapat shalat khusyu, pertama2 kita harus mengubah paradigma yang selama ini diyakini. Umumnya, kita menganggap shalat adalah sebatas menggugurkan kewajiban. Asal udah shalat, assalaamu’alaikum kanan kiri, yaudah, selesai. Layaknya *maaf* orang buang air, kalo udah keluar yaudah lega. Ga pernah dipikir bagus apa nggak, ga pernah diinget2. Padahal ga seharusnya seperti itu. Kemudian selama ini shalat bagi kita hanya membaca, mengucap, dan asal bergerak cukup. Lantas shalat itu sebenarnya apa? Ujar beliau lagi, shalat itu pada dasarnya adalah berkomunikasi, bukan membaca. Sedangkan gerakan yang kita lakukan adalah ungkapan penghormatan kita kepada Allah. Jadi paradigma shalat sekedar membaca dan bergerak haruslah diubah menjadi:

  1. Dalam shalat kita berjumpa dengan Allah
  2. Dalam shalat kita berkomunikasi dengan Allah
  3. Dalam shalat kita curhat dengan Allah
  4. Dalam shalat kita bergerak sebagai ungkapan penghormatan kepada Allah

Bagaimana cara mengubah paradigma sebelumnya? Terlebih dahulu kita harus mengganti pemikiran bahwa shalat bukan sekedar menggugurkan kewajiban, tetapi shalat adalah sebagai sarana kita bersyukur dan sebagai ungkapan butuh kita kepada Allah. Ketika kita dipanggil olehNya dengan indah adzanNya, ketika itulah waktu kita berkomunikasi mengungkapkan rasa syukur dan butuh kita kepadaNya. Ya, syukur dan butuh, inti dari semua amal ibadah kita di dunia ini.

Menurut beliau ada 3jurus untuk shalat khusyu. Pertama adalah memahami paradigma yang telah dijabarkan di atas. Yaitu dengan cara, sebelum kita mulai shalat, bahkan sebelum berniat, kita berbicara dan mengungkapkan dalam dan sepenuh hati bahwa, “Ya Allah, hamba ingin bersyukur dan mengungkapkan rasa bu tuh hamba, dengan shalat hamba ini. Ya Allah, jadikanlah shalat hamba, sebagai ungkapan rasa syukur dan butuh hamba kepada-Mu”. Indah bukan? J

Sebetulnya inti shalat itu apa sih? Ternyata hanya ada tiga intinya: memuji dengan tulus, memohon dengan sungguh-sungguh plus curhat, dan berjanji dengan komitmen. Mari kita bahas satu per satu.

Memuji dengan tulus. Allaahu Akbar. Bismillaahirrahmaanirraahiim. Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Coba Anda perhatikan artinya, tidak lain dari pujian kepada Allah bukan? Ya, inti shalat yang pertama adalah memuji dengan tulus. Memuja akan kebesaranNya. Bersyukur atas limpahan rahmatNya yang tak terhitung. Subhanallaah.

Memohon dengan sungguh-sungguh. Rabbighfirlii, warhamnii, wajburnii, warzuqnii, wahdinii, wa’aafinii, wa’fuanni. Dalamilah satu per satu katanya. Ya, tiap2 kalimat mencerminkan permohonan kita kepada sang Maha Kuasa. Ihdinashshiraathal mustaqiim. Ya Allah tunjukilah kami jalan yang lurus. Dan berbagai doa-doa lainnya yang terkandung dalam bacaan shalat. Memohon dengan sungguh-sungguh, inti shalat yang ke dua. Plus curhat. Maksudnya? Setiap masalah yang kita miliki hendaknya dibawa ke dalam shalat untuk mencari penyelesaian. Subhanallaah.

Berjanji dengan komitmen. Innaa shalaati wanusukii wa mahyaayaa wa mamaatii lillaahirabbil’aalaamiin. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku, hanya untuk Allah Tuhan semesta alam. Dua kalimat syahadat. Saya bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya, semua itu adalah janji kita. Janji kita kepadaNya. Bukan sekedar bunyi yang tercipta dari bibir kita. Berjanji dengan komitmen, itulah inti ketiga dari shalat.

Seluruh contoh di atas hanya sebagian dari bacaan shalat saja. Saya yakin Anda tahu makna dari bacaan2 lainnya, yang kesemuanya adalah bagian dari tiga inti di atas. Maka ketika kita memujiNya dalam shalat, ingatlah akan nikmatNya yang tidak terhitung. Ketika memohon, munculkanlah kebutuhan kepada Allah untuk solusi masalah yang sedang dialami. Dan ketika berjanji, tanamkanlah bahwa Allah akan menagih janji kita suatu hari nanti. Khusus untuk shalawat atas Nabi, yang notabene adalah memohon dengan sungguh-sungguh, tapi bukan untuk kita melainkan untu Nabi kita, maka hadirkanlah Nabi seolah2 beliau ikut mendengar salam kita yang pasti disampaikan oleh Allah. Munculkan rasa rindu kepada Nabi bahwa kita ingin bertemu. Subhanallaah.

Tampak sudah cukup panjang, tulisannya to be continued ya ke part II. Insya Allah jurus ke2 dan ke3 akan diceritakan di sana.

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

1 Comment »

  1. […] adalah bagian kedua, bagian pertamanya bisa dilihat di sini. Mari kita lanjutkan ke bagian berikutnya. Berhubungan dengan jurus ke2, akan saya ceritakan alasan […]


Leave a comment