August 23, 2010

Kebangkitan Ekonomi Syariah

Posted in Uncategorized at 8:07 pm by Mrs. Ghifary

Assalaamu’alaikum wr. wb.

Kajian hari ke-6 Ramadhan 1431 H – Ustadz Yuslam Fauzi

Haduh telat yah, kajian hari ke 6 baru diposting sekarang.. Ampun buu, saya beberapa terakhir malas sekali menyempatkan diri untuk menulis hasil catatan2 kajian dzhuhurnya, jadi dirapel deh semuanya.. hoho.. Oia seperti yang telah saya bilang sebelumnya, kalo weekend memang ga ada kajian, jadi ga ada tulisan ya.. hehe..

Baiklah, kajian hari ke 6 ini dibawakan oleh Dirut Bank Syariah Mandiri, Bapak Yuslam Fauzi.. Awalnya saya ga kenal beliau  sih, sampai di akhir kajian beliau baru cerita mengenai pekerjaannya.. Judul kajiannya memang “Kebangkitan Ekonomi Syariah”, tapi menurut saya kajian kali cukup erat kaitannya dengan sejarah dan peradaban Islam.

Seperti biasa saya telat dateng, karena terbiasa sholat di musholla lantai saya dulu (lt.3), baru naik ke ballroom tempat sholat berjamaah+kajian (lt.18). Ketika saya datang, layar proyektor menampilkan slide berisi grafik antara kejayaan Islam dan bangsa barat.

Pembicara mengungkapkan bahwa dalam QS Ali Imran 140, Allah mengatakan bahwa kemenangan dipergilirkan. Beliau menjelaskan bahwa seperti yang telah Allah sebut dalam surat cintaNya, masa kejayaan dan kehancuran itu dipergilirkan di antara manusia. Maksudnya, ada kalanya Islam berjaya, namun ada kalanya Islam terpuruk dan bangsa barat yang berkuasa. Kejayaan Islam dimulai dari sekitar abad 7 dan kemunduran Islam terjadi sejak abad 14.

Islam sendiri di dunia ini, menurut beliau memiliki 3 pusat utama. Pusat pertama adalah middle east, timur tengah, yang memiliki jumlah penganut sebanyak 186juta berasal dari beberapa puluh negara. Pusat kedua adalah di Afrika Utara, di mana terdapat umat muslim sebanyak 187juta yg berasal dari 6negara. Di manakah pusat ketiga? Mudah bukan menjawabnya? Yup, di Asia Tenggara, khususnya Indonesia-Malaysia, di mana Indonesia sendiri memiliki 205juta umat muslim, jika ditambah dengan tetangga2nya jumlahnya bisa mencapai 240juta. Subhanallaah.

Ada yang menarik dari pemaparan beilau. Menurut beliau, kita, Indonesia, pusat Islam yang ketiga, termasuk penganut Islam yang bisa dikatakan `masih muda`. Apa pasal? Jadi begini, tentunya kita ketahui bahwa Islam berasal dari daerah timur tengah, kawasan Arab dan sekitarnya. Sudah berabad-abad daerah tersebut mengenal Islam. Jadi daerah tersebut sudah tidak diragukan lagi kematangan keIslamannya. Kemudian daerah Afrika Utara. Menurut pemahaman beliau, pusat kedua Islam ini mengenal Islam di antara abad 12-14. Ketika itu Islam masih dalam masa jayanya, dalam fase penyebaran kekuasaan. Sedangkan kita? Ketika Islam di luar sana beliau nyatakan mulai mengalami kemunduran, Sriwijaya dan Majapahit masih menjadi kekuatan utama di Indonesia. Islam masuk dan mulai disebarluaskan di Indonesia baru pada tahun 1527, oleh Raden Patah. Yaitu 16tahun setelah Malaka jatuh ke tangan portugis, yang mana beliau anggap sebagai titik kehancuran Islam (yang sebetulnya sudah dimulai dari abad 14). Nah jadi, sementara dua pusat lainnya mengenal Islam *istilahnya* dari lahirnya Islam dan ketika Islam sedang on fire, kita justru baru mengenal Islam ketika Islam mulai hancur. Analogi beliau, layaknya sandiwara, kita baru dateng nonton setelah Islam turun panggung dan digantikan oleh lakon barat. Pusat ketiga Islam, di mana terdapat umat muslim dengan jumlah terbesar, adalah generasi termuda yang mengenal Islam.

Apa yang kemudian bisa disimpulkan? Mari kita bandingkan generasi muda dan generasi yang sudah matang. Kira2 lebih potensial yang mana? Generasi matang memang lebih dewasa dan berpengalaman, tetapi kebangkitan pada umumnya berasal dari generasi muda yang memiliki semangat dan rasa ingin tahu, bukan?

Beliau pun kemudian memaparkan contoh generasi muda Islam di Indonesia. Menurut beliau, salah satu perubahan terbaik yang pernah dilakukan adalah pada tahun 1950, dimana ketika itu Menteri pendidikan dan Menteri Agama membuat keputusan bahwa sekolah umum harus memberikan pelajaran agama, begitu pula sebaliknya sekolah agama (pesantren) harus memberikan pelajaran umum, di mana sebelumnya sekolah agama hanya mengajarkan ajaran agama dan sekolah umum hanya mengajarkan pelajaran umum. Hasilnya? Anggaplah generasi ’50, generasi dimana pertama kali diajarkan pelajaran umum bagi para santri2, maka akhir tahun 60 dan awal tahun 70 adalah masa ketika generasi ’50 mulai masuk kuliah. Pada masa2 itu kita melihat munculnya generasi2 muda cemerlang. Generasi yang memiliki latar belakang keluarga santri, namun tentunya cerdas dan berpendidikan. Sebut saja, Fahmi Idris, Zamroni BA, Mar’ie Muhammad. Mereka2 para pencetus KAMMI. Di tahun 70an pula lah, mulai terjadi gerakan masjidisasi kampus yang tak lain dipelopori  oleh mereka-mereka itu. Kemudian di tahun 80an ketika generasi ’50 mulai berkecimpung di dunia nyata, masjidisasi kantor pun mulai terasa. Termasuk pendirian ICMI, dan lain2nya. Intinya, sungguhlah pemuda Islam dapat membawa dan memberikan sesuatu bermanfaat yang nyata.

Kembali lagi ke bahasan kejayaan Islam. Saat ini menurut pembicara, adalah masa keterpurukan Islam. Lalu apakah kita mau selamanya terpuruk? Sedangkan Allah memastikan bahwa kemenangan dipergilirkan di antara manusia. Sudah waktunya Islam memiliki kembali masa jayanya. Di pusat yang mana? Kalau di timur tengah lagi, ga dipergilirkan dong namanya. Lantas di mana? Bukan tidak mungkin di pusat ketiga. Ya, kita. Di sini, di Indonesia. Generasi Islam termuda. Dan saat ini sudah bias mulai kita lihat salah satu indikasinya,tak lain adalah kebangkitan ekonomi syariah di Indonesia.

Wallaahu ‘alam bishshawaab. Catatan kajian dzhuhur saya jelas ga sepanjang ini, karena bahkan nyatetnya aja di notes hp, hehe. Insya Allah tidak dilebih2kan dari apa yang disampaikan pembicara kala itu. Walau kalimatnya tentu tidak persis sama. Yang benar datangnya dari Allah, kesalahan datangnya dari saya sendiri. Semoga bermanfaat bagi para pembaca.  🙂

Wassalaamu’alaikum wr. wb.

Leave a comment